Kamis, 06 Maret 2014

Nasionalisme



MUNCULNYA NASIONALISME DAN DAMPAKNYA DI INDONESIA PADA  ABAD XX


Ainul Yaqin Mahfudi (120731435945)
Ainun Damiri Fitroh   (120731435931)
Bayu Indra Permadi    (120731435964)
Inayatus Suffah          (120731435932)
Millatul Masruroh       (120731400270)
Variz Wahyu D.P.       (120731435942)
Yuanita Putri               (120731435938)

(Universitas Negeri Malang_pendidikan sejarah offB_kelompok1)

Abstrak  : Nasionalisme adalah rasa cinta dan bangga seseorang terhadap Negaranya dalam wujud suatu kesatuan wilayah territorial. I Berkembang pesatnya nasionalisme di kanca dunia setelah Perang Dunia I yang merabahnya kolonisasi di daerah jajahan yang merasa senasib seperjuangan untuk melawan kolinisasi . negara yang menganut faham nasionalisme Inggris, Prancis, Jerman, dan Amerika Serikat. Faham nasionalisme masuk di Indonesia berawal dari kolonisasi bangsa barat yang mengakibatkan banyaknya penderitaan dan adanya saling bersatu dalam sebuah pendiritaan yang mencakup suatu wilyah Indonesia. Tokoh tokoh Indonesia yang pberperan penting dalam tumbuhnya nasionalisme di Indonesia yaitu Soekarno, Moh. Hatta dan Malaka. Mereka inilah yang menanamkan jiwa Nasionalisme dalam diri bangsa Indonesiayang hingga sampai saat ini. Berkembangnya nasionalisme di Indonesia berdampak pada pergerakan Nasional yang menjadi tonngak awal bangsa Indonesia menuju bangsa yang satu dalam suatu wilayah

Kata kunci : Nasionalisme, dunia, Indonesia, tokoh, dampak


Pendahuluan

Nasionalisme merupakan suatu paham atau ideology yang berupaya untuk mempertahankan dan menciptakan kedaulatan sebuah Negara, dengan mewujudkan satu konsep ideology dalam identitas yang sama yang tercantum dalam satu Negara yang sama. Para nasionalis akan menganggap kesamaan atau keserumpunan suatu identitas budaya mereka.  Munculnya nasionalisme tidak terlepas dari bagaimana manusia atau sekelompok manusia tersebut mengalami hal atau kejadian yang sama dalam satu wilayah yang sama pula.
Nasionalisme, bahwa Negara yang merupakan organisasi pelaksanaan kekuasaan yang berdaulat atas suatu wilayah, harus memerintah atas nama dan demi kepentingan suatu bangsa tertentu, yang didefinisikan sebagai sekelompok orang yang merasa memiliki kebudayaan yang sama (Snyder,J.2003:12). Maka, nasionalisme merupakan suatu paham yang menjurus kepada sekelompok individu merasa memiliki suatu  persamaan hak dan kewajiban untuk melindungi bangsa dan Negara dalam suatu wilayah. Jika makna singkatnya, nasionalisme mempunyai arti yaitu, Mencintai dan bangga oleh  Bangsa . oleh karena itu jika kita  Ilmu Pengetahuan atau pemikiran , maka kesadaran diri dalam individu untuk mencintai suatu bangsa dan negaranya, dapat dikatakan sudah tumbuh Nasionalisme yang melekat pada diri individu tersebut
Nasionalisme tidak terlepas dari peranan para intelektual dan golongan cendekiawan yang berusaha memberikan pendidikan guna membendung semangat memperjuangkan bangsa bangsa, karena kebanyakan masyarakat biasa tidak mengenyam pendidikan, maka dari itu kurang sadar dengan apa yang menjadi landasan bagi dirinya hidup berbangsa dan bernegara. Sebenarnya Indonesia telah memiliki jiwa nasionalisme sejak abad XX, namun proses kemerdekaan dan penjajahan oleh penjajahlah yang menumbuhkan jiwa nasionalisme yang lebih kuat dalam dirinya.  
Indonesia sebagai Negara yang lahir di era perang Pasifik. Memang tergolong muda, namun gagasan nasionalisme Indonesia telah terbentuk sejak awal abad ke-XX, dan dicetuskan secara resmi melalui ikrar wakil-wakil daerah dan juga etnik, dengan adanya “sumpah pemuda”, yang menyatukan segala perbedaan dalam semangat nasionalisme Indonesia (Lombard,D.1999:133).
Dalam artikel ini akan dibahas tentang sejarah nasionalisme di dunia, muncul dan lahirnya nsionalisme di Indonesia, tokoh tokoh yang mempunyai jiwa nasionalisme di Indonesia dan dampak Nasionalisme di Indonesia. Perlunya kita membahas Nasionalisme di Indonesia adar kita mengetahui begitu penting perananya dalam kondisi Indonesia yang terbentang dari sabang sampai merauke dan mempunyai berbagai macam budaya, suku bangsa yang perlu menjadi suatu kesatuan yang utuh mencintai serta kebanggaan tersendiri
            Penulisan ini sengaja kami buat supaya kita sebagai warga Negara Indonesia tahu akan tumbuhnya pemikiran nasionalisme dalam Negara kita yang berdampak besar hingga saat ini. Ruang lingkup  yang kami fokuskan tumbuhnya Nasionalisme secara nyata dalam Abad XX  yaitu masa pergerakan Nasional.

Sejarah Nasionalisme dan Para Tokoh Nasionalisme di Dunia
Nasionalisme adalah manifestasi kesadaran bernegara atau semangat bernegara (Slamet Muljana, 2008: 3). Sedangkan menurut KH. Syaifudin, nasionalisme adalah “cinta negara”, yang berarti setiap orang seharusnya mencintai negara sebagai tempat tinggalnya (Maschan, A, 2007: 180). Dimana unsur-unsur pokok pada nasionalisme itu sendiri terdiri atas persamaan garis keturunan, suku bangsa, daerah tempat tinggal, kepercayaan agama, bahasa dan ataupun kebudayaan yang mendapatkan ancaman dari luar. Jadi pada dasarnya rasa nasionalisme muncul sebagai wujud untuk membela harkat dan martabatnya untuk melawan ancaman dari luar  ataupun membanggakan diri sebagai bentuk perwujudan dari bela negara yang dicintainya.
Konsep nasionalisme semakin berkembang dan semakin banyak mendapat perhatian, oleh berbagai negara di dunia setelah berlangsungnya Perang Dunia I. beberapa faktor seperti (a) keinginan untuk dapat bersatu dengan semangat kesetiakawanan yang tinggi, (b) adanya persamaan nasib, dan (c) perasaan bersatu antara manusia dengan tempat tinggalnya, membuat faham ini semakin banyak dianut oleh banyak negara, terutama negara-negara Eropa. Negara-negara yang pertama menganut paham nasionalisme adalah Inggris, Prancis, Jerman, dan Amerika Serikat.
Secara etimologis nasionalisme berasal dari Bahasa Inggris, yakni nation, yang artinya bangsa. Menurut para ahli dan tokoh terkenal dunia, paham nasionalisme ini lahir dari benua Eropa sekitar abad ke-18 M, lalu berkembang dan menyebar ke berbagai belahan negara di dunia. Perkembangan nasionalisme di Eropa berlangsung ketika terjadi pergantian pola tatanan kehidupan masyarakat Eropa dari masyarakat yang feodal menjadi masyarakat industri. Perubahan dan pergantian tersebut diawali dengan terjadinya Revolusi Industri di Inggris tahun 1760.
1. Revolusi Industri di Inggris (1760-1840)
Ada tiga asas rasa kebangsaan yang mempelopori terbentuknya Revolusi Industri di Inggris, yakni (1) kesadaran sebagai bangsa yang terpilih. (2) memiliki harapan masa depan sebagaimana yang dijanjikan Tuhan, (3) dan memiliki tugas untuk memperbaiki dunia. Dengan tiga asas tersebut, maka timbul kebanggan yang kuat dari bangsa Inggris. Dengan kebanggan sebagai bangsa, Inggris berusaha mempertahankan kebesaran, kejayaan, dan keperkasaannya di dunia serta mempersatukan wilayah-wilayah di bawah kekuasaan Inggris.
Negara Inggris pada abad ke-18 telah mempunyai jajahan yang luas, berkat angkatan lautnya yang kuat. Daerah jajahan bagi Inggris merupakan pasar sekaligus sumber guna meningkatkan perekonomian Negara Inggris. Dibandingkan dengan negara-negara Eropa yang lain, kemajuan perekonomian yang dialami Inggris jauh lebih pesat karena didukung oleh kemajuan industri yang pesat dengan memanfaatkan teknik-teknik yang ilmiah. Tiadanya hambatan-hambatan peraturan tentang gilda (seperti organisasi perdagangan yang memiliki kendali untuk menentukan siapa yang boleh menghasilkan barang atau menyediakan jasa tertentu), membuat bangsa Inggris untuk semakin gencar melakukan berbagai penelitian dalam berbagai lapangan ilmu pengetahuan alam yang praktis dan sistematis yang mendasari kemajuan teknologi.
Salah satunya dalam sektor perindustrian. Ketergantungan industri-industri Inggris terhadap tenaga air, mengharuskan pengusaha mendirikan perusahaan industri di tepi-tepi sungai. Pertumbuhan industri di lahan-lahan yang terbatas di tepi sungai mendorong usaha-usaha untuk menemukan mesin-mesin baru yang tidak perlu bertempat di pinggir sungai. Berkat kreativitas James Watt pada tahun 1790, ia menemukan mesin uap. Penemuan pembuatan mesin uap ini mendorong timbulnya permintaan akan mesin ini ke berbagai daerah di dunia (Harsoyo, 2006: 24-25).
Revolusi industri juga telah membawa perubahan-perubahan sosial di Inggris, seperti polusi hingga kesengsaraan manusia. Ekonomi berbasis industri dan bukan lagi pertanian, telah mendorong perpindahan penduduk dari desa-desa ke kota-kota yang padat. Pengangguran merupakan kecemasan konstan di dalam ekonomi yang berubah dengan cepat. Industri menghasilkan lebih banyak barang, tetapi hasilnya adalah mencemari udara dan perairan, membahayakan kesehatan manusia dan habitat hewan-hewan (Milburn, T. 2009: 28-29).
2. Revolusi Perancis (1789-1799).
Sejarah telah mencatat betapa besar perbaikan kehidupan dan nilai-nilai kemanusiaan yang lahir berkat suatu revolusi. Revolusi Perancis misalnya, bukan saja merupakan peristiwa penting yang terjadi di Negara Perancis saja, namun membawa dampak yang besar bagi Eropa bahkan dunia. Gagasan dan karya kemanusiaan terbesar yang lahir pada era itu antara lain penerapan konsep demokrasi, hak-hak asasi manusia dan sistem metrik. (Harmanto Edy Djatmiko, 2006: 96).
Terjadinya Revolusi Perancis banyak disebabkan kekuasaan raja yang absolute, ketimpang antara lapisan masyarakat, krisis ekonomi, dan perkembangan ide-ide yang menentang kekuasan absolute dan menginginkan adanya persaman serta kebebasan. Tokoh-tokoh yang berperan dalam revolusi tersebut antara lain John Locke, Monstesqieu, Jean Jacques Rousseau, Voltaire, dan Denis Dideriot.
Revolusi Perancis bukanlah peristiwa pemberontakan dengan menyerbu penjara Bastille saja, melainkan sebuah proses yang berlangsung selama 59 tahun. The real revolution dari monarki berubah menjadi demokrasi parlementer itu berlangsung selama enam dekade. Dari warga warga yang percaya kepada monarki berubah menjadi percaya pada republik itu butuh waktu yang panjang. (Setiawan Djody, 2009: 57).
Pada dasarnya revolusi Perancis bertujuan untuk menghancurkan semua agama. Lewat revolusi ini, kekuatan musuh menggiring orang berumat untuk berubah menjadi ateis (tidak percaya Tuhan) demi tercapainya tujuan Freemasonry (kemerdekaan, persaudaraan, dan persamaan). Mereka membebaskan Eropa dari dominasi Gereja, mendirikan pemerintahan sekuler yang berlandaskan pemisahan agama dari negara, serta memberlakukan aturan politik sekuler yang pertama. Sejarah pun mencatat bahwa Menteri Keuangan, Raja Louis XVI, adalah orang Yahudi yang ikut membiayai revolusi ini. (Anwar Jundi, 1994: 81).
Hingga akhirnya sebuah negara republik didirikan pada bulan Desember 1792 dan Raja Louis XVI dieksekusi setahun kemudian. Perang Revolusi Perancis dimulai pada tahun 1792 dan berakhir dengan kemenangan Perancis secara spektakuler. Perancis berhasil menaklukkan Semenanjung Italia hingga sebagian besar wilayah di sebelah barat Eropa. Revolusi Perancis telah menimbulkan dampak yang mendalam terhadap perkembangan sejarah modern. Pertumbuhan republik dan demokrasi liberal, menyebarnya sekularisme, perkembangan ideologi nasionalisme, dan penemuan gagasan perang total adalah beberapa warisan Revolusi Perancis.
3. Revolusi Rusia (1917).
Revolusi Rusia didorong tuntutan akan persamaan hak. Kondisi yang terjadi di Rusia saat itu adalah para pengusaha kapitalis yang mengumpulkan kekayaan dengan tanpa batas, tetapi kaum buruh hidup dalam kesengsaraan. Karena ketimpangan tersebut, muncul paham sosialis dengan tokoh terkenalnya Karl Marx.
Vladimir Ilyich Lenin, pemimpin revolusi Marxis dan ketua Partai Bolshevik di Rusia, menyampaikan pidatonya pada bulan September 1917, hanya beberapa minggu sebelum kaum Bolshevik merebut kekuasaan melalui Revolusi Rusia. Dalam pidato itu Lenin menyerang Pemerintahan Peralihan, koalisi dari kelompok-kelompok politik yang telah menggulingkan rezim Tsar (gelar untuk kepemimpinan kekaisaran) pada bulan Maret tahun tersebut. Lenin percaya bahwa revolusi Maret hanyalah tahap pertama yang harus disusul dengan revolusi tahap kedua. Dalam revolusi tahap kedua, kekuasaan akan berpindah ke tangan kelas pekerja (proletar) dan petani, bukan dipegang oleh kaum borjuis. (Haris Munandar, 2007: 63).
Latar Belakang Munculnya Nasionalisme di Indonesia
Nasionalisme di Indonesia merupakan wujud rasa senasib setanah air rakyat Indonesia melawan kolonial barat (Leo S, 2013). kolonial barat tidak hanya dirasakan oleh rakyat Indonesia tetapi oleh bangsa dan Negara lain juga. Banyak Kolonialisme menyebabkan rakyat yang terjajah menderita akibat dari eksploitasi baik material maupun non material. Penderitaan secara material yaitu harta benda rakyat Indonesia baik tanah , ladang, pekarangan, tenaga di ekspoitasi secara besar besaran dalam bidang ekonomidengan diberlakukannya sistem Tanam Paksa (Culturstelsel) . Adapun ekspliotasi non material yaitu eksploitasi pikiran, mental yang banyak terganggu.
 Oleh karena itu perlunya kita mengetahui hal yang dapat mempengaruhi lahirnya Nasionalisme di Indonesia yang muncul awal abad ke XX dalam periode pergerakan Nasional.  Pengkajian ini menjadi penting karena kalau tidak adanya Nasionalisme di Indonesia Negara kita sampai sekarang akan berperang terus antara satu dengan yang lain selain itu infrastruktur tidak akan seindah pada masa sekarang dan angka kematian tidak akan tingi. Berikut ini dijelaskan lebih spesifik faktor yang mempengaruhi lahirnya Nasionalisme di Indonesia antara lain:
1.      Kolonisasi,  yang dialami rakyat Indonesia selama bertahun tahun menyebabkan penderitaan yang berkepanjangan oleh rakyat Indonesia, mereka merasa senasib dalam sebuah penderitaan yang dialaminya dan hal ini mewujudkan adanya rasa saling bersatu oleh suatu kesatuan dan melakukan perlawanan
2.      Pendidikan kolonial barat akibat politis etis atau politik balas budi  tahun 1910 yang merupakan pemikiran dari van Deventer. Dengan dibangunnya sekolah pendidikan untuk rakyat pribumi, maka akan timbul golongan terpelajar pribumi seperti Budi Utomo lulusan STOVIA (School tot Opleiding van Indische Artsen) atau biasa dikenal sebagai sekolah kedokteran jawa. Selain itu juga ada sekolah untuk perempuan.
3.      Adanya keinginan untuk merubah keaadaan dengan menghapuskan dominasi politik yang dilakukan pemerintah pihak asing yang digerakkan melalui raja-raja dan pemimpin agama.
4.       Kejayaan di masa lalu yaitu kerajaan Sriwijaya (abad 7—12) dan Majapahit (abad ke 13— 16). Sriwijaya yang mempunyai pusat wilayah di Sumatra merupakan kerajaan Maritim yang memperluas kekuasaannya di berbagai kerajaaan dan sriwijaya juga merupakan pusat pendidikan agama Buddha di Asia Tenggara yang meliputi hampir seluruh Nusantara.selain itu kejayaan akan kebergaman umat beragama dan toleransi satu dengan yang lain tercermin dalam kerajaan Majapahit yang masyarakatnya tidak hanya agama hindu, Buddha saja melainkan agam Islam (Panyarikan, 1993). Kejayaan Sriwijaya dan Majapahit ini menjadi cerminan pada abad XX  dengan melihat masa kejayaan itu mereka berfirkir dulu saja bisa mengapa sekarang tidak. Akhirnya hal ini menumbuhkan Nasionalisme yang berawal dari pemerikiran dari Dr. Wahidin Sudiro Husodo dan Dr. Sutomo  menjadikan bangsa Indonesia bergerak lebih maju.
5.      Kemajuan Politik, hal ini tercermin dengan munculnya pergerakan Nasional Indonesia pada abad XX
Seperti yang kita lihat dari ulasan di atas. Suatu bangsa tanpa ada Nasionalisme tidak akan menjadi kesatuan yang utuh, apalagi Indonesia terdiri dari berbagai pulau, suku bangsa, ras, dan agama yang beragam ragam karakteristiknya dan perlunya kesatuan serta toleransi antara satu dengan yang lain. Nasionalisme akan tumbuh dalam diri seorang individu dengan sendirinya dengan adanya perkembangan zaman yang  mengglobal atau globalisasi dan   perlunya adanya penanaman nasionalisme sejak dini  agar Negara Indonesia tetap mengalami kejayaan pada zamannya.
Negara Indonesia akan hancur menjadi abu yang hanya ditiup saja sudah akan hilang, apabila dalam masyrakat Indonesia tidak tumbuh Nasionalime dalam dirinya. Suatu pemikiran Nasionalisme sangatlah penting dalam kehidupan bernegara berbagai pendapat tentang pemikiran faham Nasionalisme dikumandangkan di seluruh dunia termasuk Negara Kesatuan Republik Indonesia  untuk menciptakan cinta,  rasa satu kesatuan yang senasib, seperjuangan, untuk mewujudkan cita-cita bangsa bernegara yang utuh.
Tokoh-tokoh Indonesia yang lahir dalam diri Nasionalisme
images.jpg
Dr.(HC) Ir. Soekarno (ER, EYD: Sukarno, nama lahir: Koesno Sosrodihardjo) (lahir di Surabaya, Jawa Timur, 6 Juni 1901 – meninggal di Jakarta, 21 Juni 1970 pada umur 69 tahun) adalah Presiden Indonesia pertama yang menjabat pada periode 1945–1966. Presiden Sukarno yang merupakan bapak ploklamator Indonesia mempunyai peranan penting dalam membangun bangsa Indonesia pada masa awal kemerdekaan.
Soekarno untuk pertama kalinya menjadi terkenal ketika dia menjadi anggota Jong Java cabang Surabaya pada tahun 1915. Bagi Soekarno sifat organisasi tersebut yang Jawa-sentris dan hanya memikirkan kebudayaan saja merupakan tantangan tersendiri. Dalam rapat pleno tahunan yang diadakan Jong Java cabang Surabaya Soekarno menggemparkan sidang dengan berpidato menggunakan bahasa Jawa ngoko (kasar). Sebulan kemudian dia mencetuskan perdebatan sengit dengan menganjurkan agar surat kabar Jong Java diterbitkan dalam bahasa Melayu saja, dan bukan dalam bahasa Belanda. 
Pada tahun 1926, Soekarno mendirikan Algemene Studie Club di Bandung yang merupakan hasil inspirasi dari Indonesische Studie Club oleh Dr. Soetomo. Organisasi ini menjadi cikal bakalPartai Nasional Indonesia yang didirikan pada tahun 1927. Aktivitas Soekarno di PNI menyebabkannya ditangkap Belanda pada tanggal 29 Desember 1929 di Yogyakarta dan esoknya dipindahkan ke Bandung, untuk dijebloskan ke Penjara Banceuy. Pada tahun 1930 ia dipindahkan ke Sukamiskin dan pada tahun itu ia memunculkan pledoinya yang fenomenal Indonesia Menggugat (pledoi), hingga dibebaskan kembali pada tanggal 31 Desember 1931.
Pada bulan Juli 1932, Soekarno bergabung dengan Partai Indonesia (Partindo), yang merupakan pecahan dari PNI. Soekarno kembali ditangkap pada bulan Agustus 1933, dan diasingkan keFlores. Di sini, Soekarno hampir dilupakan oleh tokoh-tokoh nasional. Namun semangatnya tetap membara seperti tersirat dalam setiap suratnya kepada seorang Guru Persatuan Islam bernamaAhmad Hasan. Pada tahun 1938 hingga tahun 1942 Soekarno diasingkan ke Provinsi Bengkulu. Soekarno baru kembali bebas pada masa penjajahan Jepang pada tahun 1942.



Moh.Hatta
            images (2).jpg
Dr.(H.C) Drs. H. Mohammad Hatta (lahir dengan nama Muhammad Athar, populer sebagai Bung Hatta.Lahir di Fort de Kock (sekarang Bukittinggi, Sumatera Barat), Hindia Belanda, 12 Agustus 1902 – meninggal di Jakarta, 14 Maret 1980 pada umur 77 tahun) adalah pejuang, negarawan, ekonom, dan juga Wakil Presiden Indonesia yang pertama.Bersama Sukarno ia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia dan menjadi wakil presiden. Ia juga pernah menjabat sebagai Perdana Menteri dalam Kabinet Hatta I, Hatta II, dan RIS. Ia mundur dari jabatan wakil presiden pada tahun 1956, karena berselisih dengan Presiden Soekarno. Hatta juga dikenal sebagai Bapak Koperasi Indonesia.
Pada tahun 1926, ia menjadi pimpinan Perhimpunan Indonesia. Sebagai akibatnya, ia terlambat menyelesaikan studi. Di bawah kepemimpinannya, PI mendapatkan perubahan. Perhimpunan ini lebih banyak memperhatikan perkembangan pergerakan di Indonesia dengan memberikan banyak komentar, dan banyak ulasan di media massa di Indonesia. Setahun kemudian, ia seharusnya sudah berhenti dari jabatan ketua, namun ia dipilih kembali hingga tahun 1930.
 Pada Desember1926, Semaun dari PKI datang kepada Hatta untuk menawarkan pimpinan pergerakan nasional secara umum kepada PI, selain itu dia dan Semaun membuat suatu perjanjian bernama "Konvensi Semaun-Hatta". Inilah yang dijadikan alasan Pemerintah Belanda ingin menangkap Hatta. Waktu itu, Hatta belum meyetujui paham komunisStalinmembatalkan keinginan Semaun, sehingga hubungan Hatta dengan komunisme mulai memburuk. Sikap Hatta ini ditentang oleh anggota PI yang sudah dikuasai komunis.
Pada tahun 1927, ia mengikuti sidang "Liga Menentang Imperialisme, Penindasan Kolonial dan untuk Kemerdekaan Nasional" di Frankfurt. Dalam sidang ini, pihak komunis dan utusan dari Rusia namapak ingin menguasai sidang ini, sehingga Hatta tidak bisa percaya terhadap komunis. Pada waktu itu, majalah PI, Indonesia Merdeka masuk dengan mudah ke Indonesia lewat penyelundupan, karena banyak penggeledahan oleh pihak kepolisian terhadap kaum pergerakan yang dicurigai. Pada 25 September 1927, Hatta bersama Ali SastroamidjojoNazir Datuk Pamuntjak, dan Madjid Djojohadiningrat ditangkap oleh  penguasa Belanda atas tuduhan mengikuti partai terlarang yang dikait-kaitkan dengan Semaun, terlibat pemberontakan di Indonesia yang dilakukan PKI dari tahun 1926-1927, dan menghasut (opruiing) supaya menentang Kerajaan Belanda. Moh. Hatta sendiri dihukum tiga tahun penjara. Mereka semua dipenjara di Rotterdam. Dia juga dituduh akan melarikan diri, sehingga dia yang sedang memperkenalkan Indonesia ke kota-kota diEropa sengaja pulang lebih cepat begitu berita ini tersebar.
Semua tuduhan tersebut, ia tolak dalam pidatonya "Indonesia Merdeka" (Indonesie Vrij) pada sidang kedua tanggal 22 Maret 1928. Pidato ini sampai ke Indonesia dengan cara penyelundupan. Ia juga dibela 3 orang pengacara Belanda yang salah satunya berasal dari parlemen. Yang dari parlemen, bernama J.E.W. Duys. Tokoh ini memang bersimpati padanya. Setelah ditahan beberapa bulan, mereka berempat dibebaskan dari tuduhan, karena tuduhan tidak bisa dibuktikan.
Sampai pada tahun 1931, Mohammad Hatta mundur dari kedudukannya sebagai ketua karena hendak mengikuti ujian sarjana, sehingga ia berhenti dari PI; namun demikian ia akan tetap membantu PI. Akibatnya, PI jatuh ke tangan komunis, dan mendapat arahan dari partai komunis Belanda dan juga dari Moskow. Setelah tahun 1931, PI mengecam keras kebijakan Hatta dan mengeluarkannya dari organisasi ini. PI di Belanda mengecam sikap Hatta sebab ia bersama Soedjadi mengkritik secara terbuka terhadap PI. Perhimpunan menahan sikap terhadap kedua orang ini.
Pada Desember 1931, para pengikut Hatta segera membuat gerakan tandingan yang disebut Gerakan Merdeka yang kemudian bernama Pendidikan Nasional Indonesia yang kelak disebut PNI Baru. Ini mendorong Hatta dan Syahrir yang pada saat itu sedang bersekolah di Belanda untuk mengambil langkah kongkret untuk mempersiapkan kepemimpinan di sana. Hatta sendiri merasa perlu untuk menyelesaikan studinya terlebih dahulu. Oleh karenanya, Syahrir terpaksa pulang dan untuk memimpin PNI. Kalau Hatta kembali pada 1932, diharapkan Syahrir dapat melanjutkan studinya.

Tan Malaka
392px-TanMalaka_DariPendjara_ed3.jpg
            Datuk Tan Malaka atau yang lebih dikenal dengan Tan Malaka adalah sebuah gelar adat untuk gelar semibangsawan yang di dapat dari garis keturunan ibu. Tan Malaka memiliki nama kecil yakni Ibrahim. Pada usia 16 tahun, dia mendapat gelar tersebut, sehingga membuat dia terkenal hingga sekarang.
Tan Malaka lahir pada tahun 1897. Tempat kelahiannya sekarang dikenal dengan Nagari Pandam Gadang, Suliki, Sumatra Barat. Ayahnya bernama H.M Rasad, seorang pegawai pertanian, dan ibunya bernama Rangkayo Sinah, putri yang disegani di desanya. Oleh karena itu, Tan Malaka termasuk keturunan keluarga terpandang di daerahnya. (Rahman, 2013:15-16)
Pada tanggal 10 Januari, ia telah tiba di Belanda, dengan keputusan kementrian negeri  Belanda, Tan Malaka diterima sebagai mahasiswa Rijkskweekschool (sekolah pendidikan guru negeri) yang bertempat di Haarlem, Belanda. Pada waktu itu, untuk menjadi mahasiswa di sana, ia harus menunggu keputusan pemerintah negara. Jika pemerintah menolak, maka sekolah tidak boleh menerimanya. (Rahman, 2013: 27-29).
Gagasan yang terkenaldaridirinyaadalah, merdeka 100 %, Merdeka 100 % adalahmerdekasecarapenuhdalamsemuaaspekkehidupansehinggarakyatdapatmenikmatikesejahteraanhidupnya (Wijaya, D.N, 2013:136). Dia mengumpulkanpemuda-pemudanasionalis, selainitujugaiamerencanakansuatupengorganisasiandalambentukpendidikanuntukorganisasi PKI dan SI. Iaberupayamumbuhkansemangatnasionalismekepadaparapemuda.
Denganmendirikansekolah-sekolahsamadenganberupayamengumpulkankader-kadernasionalisme. Dalamsekolahtersebut Tan Malakamembebaskanmuriduntukmemilihapa yang menjadikegemarannya, dalambentukperkumpulan-perkumpulan (Wijaya, D.N, 2013: 139)
Dampak Munculnya Nasionalisme di Indonesia
Munculnya nasionalisme yang berawal dengan adanya pendidikan dan golongan intelektual dan cendekiawan yang kebanyakan mendirikan organisasi pergerakan. Banyak faktor dalam negeri menyebabkan tumbuhnya pergerakan menjadi besar.
Arti dari pergerakan nasional yaitu pergerakan bangsa itu, walaupun yang bergerak hanya sebagian, tetapi menentukan nasib bangsa secara keseluruhan, menuju tujuan yang tertentu yaitu kemerdekaan (Legawa ,I,W.1992:2). Perjuangan bangsa Indonesia dalam melawan penjajah termasuk dalam proses pergerakan nasional, pergerakan nasional sendiri tidak semerta-merta sama, setiap daerah tidaklah sama dalam memperjuangkan haknya. Sehingga dapat disimpulkan dalam memperjuangkan Negara terdapat fase kesadaran nasionalisme yang berlaku, yang dalam setiap daerah berbeda-beda.
Munculnya ideology tersebut mengakibatkan adanya kesadaran dan keinginan untuk berubah, lahir kebangkitan yang terjajah untuk merdeka, dan bebas dari kekangan yang penjajah (Lombard,D.1999:120). Munculnya ideology tersebut, dapat dikatakan sebagai awal kemunculan berbagai macam dampak nasionalisme yang ada di Indonesia, dampak-dampak tersebut pastilah ada yang menguntungkan bangsa Indonesia.
Pencarian identitas nasional bangsa Indonesia pada dasarnya melekat erat dengan perjuangan bangsa Indonesia untuk membangun bangsa dan Negara Indonesia dengan konsep nama Indonesia. Bangsa dan Negara Indonesia ini dibangun menjadi suatu kesatuan bangsa dan Negara dengan prinsip nasionalisme modern(Kaelan & Zubaidi,A.2010:51). Oleh karena itu pembentukan identitas nasional juga melekat erat dengan unsur-unsur lain seperti, sosial, ekonomi, budaya, etnis, agama, serta geografis.
Golongan terpelajar dalam masyarakat Indonesia saat itu termasuk dalam kelompok elite yang masih sedikit penduduk pribumi yang dapat memperoleh pendidikan. Kesempatan memperoleh pendidikan tersebut merupakan kesempatan besar bagi rakyat Indonesia. Perkembangan pendidikan yang mampu membuat Indonesia semakin sadar betapa pentingnya memperjuangkan hak Negara dan memperjuangkan kedaulatan bangsa dan Negara.
A.    Munculnya Organisasi Nasionalis  Di Indonesia
Dalam proses penyadaran akan pentingnya nasionalisme bagi Indonesia yang kala itu telah mengalami penjajahan yang dilakukan oleh Belanda, maka proses tersebut tidak terlepas dari peranan penting tokoh-tokoh yang menggalakkan pendidikan bagi masyarakat pribumi dan mengupayakan kesadaran bagi masyarakat pribumu itu sendiri (Suryaningrat,S dalam Nagazumi, A.1989:42).
Perkembangan pendidikan menyebabkan munculnya golongan cendekiawan baik hasil dari pendidikan barat maupun pendidikan di Indonesia sendiri. mereka menjadi penggerak dan memimpin munculnya organisasi pergerakan nasional Indonesia yang selanjutnya berjuang melawan penjajah. Bermula dengan bangkitnya nasionalisme yang kemudian menggerakkan adanya keinginan untuk merdeka, Indonesia menyemarakkan berbagai macam pergerakan nasional. Dengan dibukanya organisasi Budi Utomo yang mengawali pergerakan tersebut.
Dalam keterangan diatas telah disinggung bahwa munculnya pergerakan yang berbasis nasionalisme tidak terlepas dari peranan golongan terpelajar dan cendekiawan. Selain itu, peranan media atau pers juga bermain dalam suatu peranan penting dalam sebuah perkembangan pergerakan nasional di Indonesia. Dalam usahanya, para tokoh-tokoh nasionalisme tersebut mengupayakan berbagai macam cara agar kesadaran bangsa akan nasionalisme dapat segera terwujud. Perwujudan tersebut menjadi harapan bagi perlawanan-perlawanan baik yang bersikap sosialis seperti Budi Utomo, yang bersikap di bidang sosialis dan agama seperti SI dan yang bersikap radikal seperti PKI dan lain sebagainya.
Dalam proses kemerdekaan tersebut para tokoh-tokoh nasionalisme bergabung dari berbagai etnik, suku, daerah, maupun wilayah yang berbeda, tetapi bertujuan satu dalam kesatuan formasi Indonesia.
B.     Munculnya Semangat Untuk Membangun Negara
Semangat nasionalis yang muncul karena sikap atau keadaan yang sama rasa terhadap masyarakat, akan memunculkan suatu keinginan untuk membangun bangsa. Selain itu, para masyarakat akan rela berkorban demi bangsa dan Negara. Jiwa yang seperti inilah yang akan mampu memberikan makna terhadap pembangunan bangsa dan Negara. Ketika masyarakat merasa cinta terhadap negaranya maka apapun akan dilakukan olehnya demi mencapai suatu kemakmuran untuk Negara.
 Dampak tersebut akan menjadi baik jika dalam pembangunan Negara atau kepentingan Negara. Tetapi dampak negatifnya mereka akan cenderung sangat pemilih, mereka akan membela Negara habis-habisan dan tidak membenarkan Negara lain dalam hal apapun. Jika dampak pembangunan bangsa tersebut tidak dikelola secara benar akan menjadikan isolasi Negara lain terhadap Negara Indonesia.

Penutup
           Nasionalisme faham yang mengarah pada rasa cinta kepada bangsa dan Negara sebagai suatu kesatuan yang terikat dalam wilayah territorial. Nasionalisme sangatlah penting bagi Negara Indonesia karena banyaknya suku bangsa, ras, agama yang tersebar di Indonesia.
           Faham nasionalisme semakin berkembang pesat di dunia ketika berlangsungnya Perang Dunia I yang mana di dalamnya terdapat faktor yang mempengarui seperti keinginan untuk bersatu          dalam suatu Negara. Karena persamaan nasib yang dialaminya. Sebab ini menjadikan banyak Negara menganut faham ini terutama Negara-negara Eropa, yang dibawa oleh tokoh-tokoh Nasionalisme di Dunia.
           Munculnya nasionalisme di Indonesia tidak jauh beda dengan munculnya nasionalisme di Dunia. Adanya penjajahan di Indonesia yang menjadikan faktor  munculnya nasionalisme karena kesengsaraan atau persamaan nasib sebagai orang yang dijajah, mengakibatkan adanya perlawanan-perlawanann
           Munculnya organisasi nasionalis Indonesia dikarenakan adanya dorongan dari golongan pelajar atau cendekiawan. Mereka sadar bahwa telah dijajah oleh bangsa lain dan mereka sadar pula bahwa jika melawan menggunakan cara yang non-kooperatif maka mereka akan kalah, sehingga mereka melawan dengan cara kooperatif, salah satu contohnya yakni dengan mendirikan organisasi yang secara diam-diam menggugah rasa nasionalisme masyarakat pribumi. Peran pers juga mendukung tersebarnya rasa nasionalisme pada saat itu.
Semangan nasionalisme timbul karena ada rasa yang sama terhadap nasib bangsanya tersebut. Dengan adanya rasa tersebut maka akan memunculkan rasa untuk membangun bangsanya sendiri agar dikemudian hari lebih baik dari sebelumnya. Masyarakat tersebut akan bahu membahu dalam membangun bangsanya, sehingga memunculkan rasa nasionalisme atau rasa cinta tanah airnya. Akan tetapi, jika rasa itu terlalu berlebihan maka akan timbul dampak yang negatif pula kepada negara tersebut. Contohnya rasa primordialisme dan negara lain akan mengisolasi negara tersebut.


Daftar Rujukan
Agung S, Leo. 2013. Sejarah intelektual.Yogyakarta: Ombak

Djody, S. 2009. Reformasi dan Elemen-Elemen Revolusi. Jakarta: Gramedia.

Djatmiko, E.H. 2006. Revolusi Karakter Bangsa Menurut Pemikiran M. Soeparno (Kebijakan, Strategi dan Operasionalisasi Berdasarkan Model Kesisteman). Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Harsoyo, dkk. 2006. Ideologi Koperasi Menatap Masa Depan. Tangerang: PT Agromedia Pustaka.

Jundi, A. 1994. Islam Setelah Komunis. Jakarta: Gema Insani Press.

Kaelan & Zubaidi,A. 2010. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta : Paradigma.


Legawa,I.W.1992. Sejarah Indonesia Baru. Malang: IKIP  Malang.

Lombard,D.1999. Panggung Sejarah. Jakarta:yayasan Obor Indonesia.

Maschan, A. 2007. Nasionalisme Kiai Konstruksi Sosial Berbasis Agama. Yogyakarta: LKIS.

Milburn,T. 2009. Keadilan dan Perdamaian: Tanggung Jawab Kristiani dalam Pembangunan Dunia. Jakarta: Gunung Mulia.

Muljana, S. 2008. Kesadaran Nasional Dari Kolonialisme Sampai Kemerdekaan Jilid I. Yogyakarta: LKIS.

Munandar, H. 2007. Speeshes That Changed The World. Jakarta: Erlangga.

Nagazumi,A. 1989. Bangkitnya Nasionalisme Indonesia Budi Utomo 1908-1918. Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti.

Panyarikan, Ktut Sudiri. 1993. Sejarah Indonesia Baru dari Pergerakan Nasional sampai Dekrit Presiden.Malang: IKIP Malang

Snyder,J.2003. Dari Pemungutan Suara Ke Pertumpahan Darah. Jakarta:Kepustakaan Populer Gramedia.

Rahman, M.A. 2013. Tan Malaka: pahlawan besar yang dilupakan sejarah. Jogjakarta: Palapa.

Wijaya, D.N. 2013.TeoridanPraksisSejarahGagasan.Yogyakarta :PenerbitKanisius.


31 komentar:

  1. maaf temen2 dalam penulisan ada yang dempet2 karena faktor dari perpindahan dari word2010 ke 2007

    BalasHapus
  2. Kok belum dimulai diskusinya? Jangan lupa sertakan nama asli anda. Trims

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  4. apa pentingnya NASIONALISME bagi bangsa Indonesia?

    BalasHapus
    Balasan
    1. saudara Tri Wahyono, Nasionalisme bagi bangsa Indonesia itu beragam,
      apabila jiwa nasionalisme memang benar-benar ada dalam jiwa masing-masing masyarakat Indonesia, maka akan semakin baik pula ia berusaha memajukan apa yang ada dalam negara kita indonesia,

      Hapus
    2. salah satu bukti nasionalisme adalah mencintai n memakai produk asli indonesia, namun banyak kita jumpai orang indonesia memakai produk luar negeri??? menurut anda apakah orang tersebut tdk nasionalisme???

      Hapus
    3. Gini yon, nasionalisme tidak sesempit itu, hal seperti itu bisa dikatakan tidak nasionalisme tp kita juga harus mempertimbangkan berbagai aspek mungkin mereka menggunakan produk luar negeri karena produk lokal kurang "sip" dan tidak seperti yang mereka harapkan. Menurut saya :)

      Hapus
  5. wahyono: supaya bangsa ini tidak tidur terus yon..

    BalasHapus
  6. iku q tenanan rek... jare didiskusikan???

    BalasHapus
  7. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  8. sekarang faham nasionalisme di Indonesia masih ada apa gak?
    kalau ada dimana ya?
    setiap anak Indonesia menyanyi satu nusa satu bangsa,
    kok pada kenyataannya para pemimpin kita masih banyak yang korupsi, masih banyak yang menjual aset bangsa.. iya kan?
    hehehe...

    BalasHapus
    Balasan
    1. mbak cerel....
      menurut saya nasionalisme itu masih ada, meskipun mungkin agak sedikit menipis, karena dampak globalisasi yang ada di Indonesia ini.
      sebagai generasi bangsa kita wajib menumbuhkan rasa cinta terhadap bangsa indonesia, itu tugas kita mbak cerel,
      mengenai lagu-lagu kebangsaan, kita memang sering sekali melihat bahkan menyanyikan lagu-lagu kebangsaan, tetapi, mencintai bangsa kita tidak hanya lewat apa yang kita akui kepada bangsa dan negara, tetapi apa dan bagaimana kita menyikapi dan berusaha untuk menjadi harapan bangsa.

      Hapus
    2. Oh gitu ya.. makasih mbak mila :)

      Hapus
    3. naik2 tinggi sekali, trun rendah sekali,,, kalau anda mau korupsi jgn yang kelas teri,,, habis korupsi di dalam negeri kbur keluar negeri,,, karena hukum bisa d beli jd banyak yang lari... bagaimana saudara menanggapi kalimat2 tersebut kaitkan deng nasionalisme di indonesia??? terimakasih...

      Hapus
  9. ayo silahkan teman-teman mari ramaikan Blog kita, siapa yang mau bertanya?
    silahkan...... ayo berdiskusi yok...

    BalasHapus
  10. Cara efektif menumbuhkan nasionalisme bg bngsa Indonesia?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Umar Sholihuddin : cara menumbukan nasionalisme yang paling ampu ya timnas kita lawan malaysia aja. pasti rasa nasionalismenya menggebu-gebu mungkin itu yang efektif atau mungkin wilaya indonesia di caplok bangsa lain. :-D hehe

      Hapus
  11. Indonesia sebelum mencapai kemerdekaan kan wilayanya belum jelas. Budi utomo saja hanya meliputi Jawa, Madura, Sematra tidak merata ke semua daerah. Bagaimana rasa nasionalisme itu tumbuh ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bagaimana rasa nasionalisme itu tumbuh khususnya di daerah lain?

      Hapus
    2. nasionalisme itu gak perlu muluk-muluk , yang simple aja . contohnya lestarikan tarian daerah aja

      Hapus
  12. menurut anda apakah rasa nasionalisme Indonesia ini sudah pudar ? Jika benar, bagaimana memulihkannya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menurut saya rasa nasionalisme tidak seutuhnya pudar. Memang ada sebagian masyarakat yang sudah tidak memiliki rasa nasionalisme, namun ada juga yang masih memiliki rasa nasionalisme yang kuat. Contoh dari rasa nasionalisme yang pudar yaitu tidak semua warga Indonesia hafal dengan pancasila, bahkan pejabat pun banyak yang tidak hafal. Menurut saya memulihkan rasa nasionalisme bisa dilakukan salah satunya mewajibkan menghafal pancasila, setiap kegiatan kemasyarakatan hendaknya berhubungan dengan nasionalisme.

      Hapus
  13. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
  14. sebaiknya rasa nasionalisme yang baik itu gmna? soalnya kalau nasionalisme itu berlebihan kan juga akan menciptakan rasa primordialisme yang nantinya tidak baik juga.... terus apakah hanya dengan menghafal pancasila saja tanpa mengetahui makna dari masing2 sila itu sudah disebut dengan nasionalisme?

    BalasHapus
  15. ya paling tidak mengerti ideologi yang dimiliki oleh Bangsa Indonesia. Ketika masa sekolah kan sudah dijelaskan makna dari pancasila, Intinya masyarakat Indonesia sudah sesuai dengan aturan-aturan yang ada di Indonesia dan tidak menyimpang dan merugikan negara

    BalasHapus
  16. Bagaimana pandangan saudara pemateri menanggapi fenomena boy band/ korean wave dalam arti luas, karena seperti yang kita tahu bahwa remaja indonesia lebih membanggakan kebudayaan korea daripada bangsa sendiri. Bagaimana cara saudara penyaji untuk menanggapi dan memberi solusi untuk fenomena ini ?? Terimakasih :)

    BalasHapus
  17. Terima kasih. Diskusi ditutup

    BalasHapus